Kompleksitas pengangkutan Container ini menimbulkan dua issue dalam pengangkutan container ini, yaitu kepastian keamanan terhadap container itu sendiri dan barang yang berada di dalam container tersebut dan pelurusan supply chain. Sebagai tambahan, pencegahan kehilangan container dan minimilisasi penyebaran teroris menjadi issue pokok dari factor keamanan.
Banyak teknologi yang sudah diterapkan dalam pelacakan container. Kombinasi dari teknologi GPS, satellite messaging, cellular messaging, RFID, Bluetooth, Ultrawide-band, Wi-Fi telah diimplementasikan untuk mencari solusi terbaik dengan cakupan area yang luas dan biaya yang minimal.
Global Positioning System (GPS)
GPS merupakan sebuah sistem penentuan lokasi global dengan memanfaatkan 24 satelit pengorbit bumi. Kehadiran teknologi GPS, membuka peluang akuisisi data koordinat (lintang, bujur, dan tinggi) secara cepat, tepat, dan dengan ketelitian yang cukup baik. Level akurasi GPS dalam menandai lokasi geografis di daratan/lautan berkisar dari jarak 10 - 100 meter. Seiring dengan perkembangan teknologi, sekarang telah terdapat GPS tipe geodetik yang bisa mencapai tingkat ketelitian hingga level millimeter.
Prinsip kerja GPS terletak pada lata elektorik yang bernama GPS receiver (penerima GPS). Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan. Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa diterima di seluruh permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi.
Penerapan teknologi GPS dalam system pelacakan container secara elektronik tidak hanya membutuhkan GPS receiver saja tetapi masih membutuhkan sarana telekomunikasi dalam mengirimkan data posisi ke system pusat. Proses pelacakan container secara elektronik menggunakan GPS dapat ditunjukkan pada gambar berikut:
Sistem Pelacakan Container ini bekerja dengan menggunakan satelit GPS yang memancarkan data tentang posisi suatu objek (dalam bentuk angka, posisi, waktu, dan kecepatan) yang kemudian diterima oleh perangkat keras penerima data GPS (GPS Receiver) yang terdapat didalam Hardware unit yang terpasang pada kendaraan. Kemudian data tersebut diproses oleh perangkat keras GPS Receiver, untuk kemudian dikirimkan ke Database Server yang telah teraplikasikan dengan sistem / software (System Monitoring) dan peta digital, dengan menggunakan sarana komunikasi GSM melalui SMS / GPRS.Kemudian data ini diproses dan disimpan yang kemudian ditampilkan dalam bentuk titik (node) pada peta elektronis yang terdapat dalam database server, yang selanjutnya informasi tersebut diakses oleh internal client base (pc's), web browser (internet) dan / atau handphone (dalam bentuk text message - sms). Data base server ini dapat memberikan informasi data tampilan pemantauan saat terkini (real-time) maupun lampau (recorded data).
Radio Frequency Identification (RFID)
Penerapan teknologi RFID dalam system pelacakan container secara elektronik membutuhkan pembangunan infrastruktur RFID reader yang bertindak sebagai gerbang check-point. Hal ini dikarenakan teknologi RFID menggunakan gelombang radio dalam melakukan tracking. Proses pelacakan container secara elektronik menggunakan RFID dapat ditunjukkan pada gambar berikut:
Dari Gambar diatas dapat dilihat untuk melakukan tracking keberadaan posisi container untuk setiap satuan waktu diperlukan pembangunan infrastruktur checkpoint RFID sepanjang rute perjalanan container dari Point A ke Point B. Issue yang perlu diperhatikan disini, semakin spesifik posisi container yang ingin diketahui, maka jarak pembangunan checkpoint RFID harus semakin dekat. Issue yang lain yang mungkin timbul adalah ijin pembangunan infrastruktur checkpoint RFID ke Dinas Kota setempat dan issue keamanan dari pengrusakan infrstruktur RFID mengingak infrastruktur ini dibangun di area publik.
Pembangunan infrastruktur checkpoint RFID disini dapat diminimalkan, namun kelemahan dari metode ini adalah terdapat blank area dimana container tidak dapt dideteksi keberadaannya setelah melewati gerbang asal dan sebelum sampai gerbang tujuan. Pengawasan yag dapat dilakukan dari keterbatasan ini adalah menentukan rata-rata waktu logis perjalanan container dari gerbang asala ke gerbang tujuan. Jika waktu logis tersebut tidak terpenuhi oleh suatu perjalan container, berarti perlu atensi khusus terhadap container tersebut.
KESIMPULAN
Teknologi erupakan tools dalam membantu kita mewujudkan bisnis/aturan yang kita inginkan. Untuk kasus ini, teknologi banyak tersedia di pasaran. Kombinasi penggunaan beberapa teknologi dalam pencapaian suatu tujuan dapat menciptakan hasl yang lebih berdaya guna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar